Thursday, August 9, 2012

A Third Left


Day #18
Hari ini adalah Ramadlan ke-18, hari pertamaku berada di kampung halaman.

Perjalanan yang berbeda dari biasanya. Senang rasanya berhasil membawa temanku ke rumah. Kemarin sore, aku dan ketiga temanku bertolak dari Ibu Kota, mudik critanya! Ditelfon dua kali oleh agen bis -karena tinggal kami berempat yang ditunggu- adalah sesuatu, pake’ banget. Deg-degan, cemas, kalau-kalau karena telat tak ada lagi kepercayaan dari Pak Lik yang baik hati. Haha… akhirnya tepat pukul lima sore armada black bus community meninggalkan terminal.

#1 Ramadlan
Meski jauh dari Ibu dan saudara-saudara, kekeluargaan masih bisa kurasakan bersama keluarga Pamanku. Sore, hari terakhir bulan Ruwah, aku berangkat dari Ciputat menuju Kedoya. Kejadian-kejadian kecil yang berharga aku dapatkan sore itu. Salah satunya adalah bertemu dengan seorang Ibu tunanetra bersama anak kecilnya di angkot, serta bapak supir angkot yang baik. Si kecil yang menjadi guide sang Ibu, di mana mereka berdua harus turun, dan ongkos yang dibebaskan oleh Bapak Supir. Sungguh, pemandangan yang sangat menentramkan hati.

Tarawih pertama bersama adik sepupuku di masjid Metro TV, karena rumah pamanku dekat dengan Metro TV, juga merupakan pengalaman pertama yang berkesan. Ternyata, tidak sedikit orang-orang yang masih bekerja menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk tarawih berjama’ah.

Siangnya, tiket gratis the Amazing Spiderman menjadi teman menlewati waktu siang menuju bedug maghrib, lumayan lah… tu film bener-bener amazing. It’s mostly told about responsibility.

#4 Ramadlan
Menjemput adikkakakku dari tempat pengabdian sebulannya.
***

#20 Ramadlan
Aku kembali meneruskan menulis pada setelah kunjungan agung dari teman-temanku:), trima kasih tak terhingga, semoga kunjungan kalian akan terulang di lain waktu dengan porsi waktu yang lebih lama, hehe

Aku mau nulis apa ya?!

Ramadlan kali ini cukup mengesankan, walau ada beberapa hal yang mengganggu ketenangan pikir dan hati, tanpa berniat acuh tak peduli pada masalah, aku memilih untuk banyak diam tanpa mengutarakan dengan gambling apa yang ada dalam pikiranku. Maaaaf… saya tidak bermaksud menyakiti njenengan dan tidak juga berniat forget you at all elements. Tapi, karena saya tidak lagi bisa menghadapi njenengan. Maybe in a several time, maybe at all along time.

#5 Ramadlan
Aku mulai -ikutan- mengisi acara Studi Ramadlan di salah satu Yayasan Pendidikan tingkat SMP. Sebuah sekolahan yang elit dan mengerikan. Banyak cerita yang inspiring kudapat di sekolah tersebut. Keterkejutan yang membuatku hanya bisa ber-oh, hah, dan geleng-geleng kepala juga merupakan reaksi atas apa yang aku temukan di sana. Lain waktu akan kukemas pengalaman ini, semoga:)

#14 Ramadlan
Bahagia rasanya berada di tengah-tengah keluarga baru yang kutemukan dalam sebuah institusi. Menjadi seorang “Kakak” untuk adik-adik yang belajar mengaji tidak hanya menyulut semangat untuk lebih tekun, tetapi juga lebih mengerti betapa berharganya sebuah hubungan baik antar rekan kerja :D trima kasih sajian seafoodnya dalam buka bersamanya, kakak-kakak…

#16 Ramadlan
Mengantri di salah satu konter makan selama hampir satu jam itu sesuatu banget. Tapi demi nuruti ngidam yang sudah cukup lama belum terpenuhi, everything I do dah… :D, hari itu merupakan hari terakhir makan pada waktu maghrib pada bulan puasa di Ciputat sebelum pulang kampong (ribet amat dah bahasanya.. mau bilang buka puasa, tapi ga puasa:D )

A third left of Ramadlan 1433 H
Semoga hidup kita semakin berate dengan menjadi manusia yang bermanfaat…

No comments:

Post a Comment