Saturday, November 27, 2010

Permainan November Rain

Anyer, November 2009

'Do you need some time...on your own
Do you need some time...all alone
Everybody needs some time...on their own

Don't you know you need some time...all alone'

Setelah sengaja mendengarkan November Rain milik Guns n' Roses, kubawa ingatanku menyusuri kembali jalan yang sudah kulewati, atau bahkan terlewatkan. Ternyata bulan ini November, dan November kali ini adalah November ketiga aku di Ciputat. Tiba-tiba ada beberapa hal yang menjadi korelasi antara ketiga Novemberku dan November Rain-nya Guns n' Roses.
November 2008 adalah November pertamaku di kota orang ini. Bulan itu tanah Ciputat juga sering diinjak-injak air langit, dan aku juga menghujani diriku dengan air mata. Aku jatuh sakit dan sempat menikmati dua malam di Rumah Sakit. Meskipun sudah merelakan dua malamku di Rumah Sakit ternyata si ‘sakit’ belum juga mau pergi. Dia masih saja krasan bersamaku, padahal yang aku inginkan adalah agar dia segera pergi. Namun Tuhan berkata lain dan aku manut saja.
Tahun 2009 aku kembali sakit di bulan November sampai harus diungsikan ke rumah saudaraku di Bogor. Menyita waktu Mbak Nta untuk menjadi dokter pribadiku saat itu (untungnya Mbak Nta udah ga’ sibuk kuliah, hehe… makasih Mbakku sayang). Hampir dua minggu aku menjadi pasien khusus Mbak Nta, hingga akhirnya di kota hujan itu aku mengambil suatu keputusan yang sampai sekarang kurasakan dampak positifnya. Keputusan yang saat itu dinilai main-main oleh banyak orang, namun aku tetap teguh pada pilihanku itu. Karena sebelumnya aku sempat bertanya via sms pada beberapa teman tentang keberanian, dan dari jawaban mereka dapat kusimpulkan bahwa keberanian itu adalah puncak yakin dan benar. Terima kasih, kawan.
Hari ini adalah hari ke dua puluh tujuh bulan November 2010. Aku masih berada di tempat yang sama seperti kemarin. Rentetan cerita yang terjadi di bulan ini tak kalah serunya dengan cerita-cerita bulan November sebelumnya. Banyak kejadian-kejadian yang di luar rencana dan di luar dugaan.
Kejadian-kejadian ang menimpaku sering kali kuartikan sebagai musibah berketerusan. Aku sering merasa tersudut, terpojokkan oleh segala masalah yang aku alami itu. Aku merasa aku lah orang yang paling tak beruntung di dunia hingga sering kali aku merasakan cekot-cekot yang cukup dahsyat di kepalaku. Mungkin aku stress. Aku terlalu kolot dalam menikapi cobaan-cobaan itu.
Di ujung mumet aku tak ingin memikirkan siapapun juga apapun. Benar apa kata Guns n' Roses, adakalanya aku ingin sendiri, tak ingin sekedar menyapa atau disapa sekalipun. Aku butuh waktu untuk berdialog dengan diriku sendiri. Ya Tuhan, buka dan tenangkanlah pikiran serta hatiku.
Pada saat seperti itulah aku mulai menyadari… Hidup adalah tempat segala hal yang pasti berubah. Suka-duka-suka-duka-suka-duka-suka-duka-dan seterusnya. Kehidupan ini hanya sebuah perhentian, aku tengah melakoni perjalanan panjang yang pasti akan aku temui duri, jurang, tebing, batu terjal, apapun, dimanapun, kapanpun. Inginku memang yang senang-bahagia-tentram-nyaman-tenang-dan yang enak-enak saja, tapi jelas itu tak mungkin. Gelisah-khawatir-susah, itu juga kawan dalam hidup. Semua itu sudah menjadi satu paket kehidupan.
Kumundurkan perlahan dan sejenak langkah pikirku, mengikuti apa yang sebenarnya hatiku sembunyikan… Aku harus berusaha mengontrol pikiranku, memanage hati serta perasaanku secara aktif. Di saat aku berada dalam ketidakbahagiaan aku harus yakin bahwa ini hanya sendau gurau waktu, aku harus yakin kesedihan-kesedihan yang aku alami sesungguhnya adalah sebuah pembelajaran; kesabaran, keikhlasan, keteguhan, kepasrahan, kekuatan, dan lain sebagainya, aku harus mengubah pola pikirku dalam menghadapi semua masalah agar aku bisa menerima dan legowo, hingga akhirnya aku dapat menangkap apa pesan yang dibawa aliran mata air yang deras ini, merasakan apa yang mereka sebut hikmah.
Tuhan, sesungguhnya semua ini adalah nikmat-Mu yang harus aku syukuri.


Maafkan aku, diriku… Aku terlalu sering membiarkanmu larut dalam kesedihan dan kebingungan.

Pojok kamar sempit,
Sabtu Wage, 27112010

Wednesday, November 3, 2010

( ... )

Aku tertidur di antara lipatan kertas yang bertutur
Menikmati tiap lembarnya, tiap goresan tintanya
Untuk kuseduh dalam secangkir kebahagiaan...

Aku terlelap dalam alunan bahagia
Melukis senyum karena tawa
Meringis karena tangis
Dan kuharmonikan kerinduan...

Aku -sengaja- tidur dibawah rindu,
Menuntaskan rindu dalam mimpiku...


Masih pagi, (lagi2 aku merindukanmu secara tiba2, Bapakku...)
03112010