Tuesday, December 13, 2011

Yang Kemudian Kutulis

Hari ini… Lovable!

Setelah menghabiskan waktu seharian, tuanku selalu menyempatkan waktu untuk menyapaku walau dengan sisa-sisa tenaga dan lelahnya. Sekedar menuliskan satu kata di lembaranku seperti “Perfect”, “Lelah”, “Ah…”, atau bercerita panjang tentang hembusan nafasnya seharian.

Aku selalu mendengar apapun yang ia tuliskan, tanpa penolakan sedikitpun. Umpatan-umpatan yang ia tujukan kepada teman-temannya -musuhnya, kurasa lebih tepat- pun aku terima. Luapan kebahagiaan atau kesedihannya bagiku adalah warna untuk diriku.

Ia lebih senang bercerita kepadaku dibanding dengan makhluk bernyawa atau situs jejaring sosial yang semakin marak. Meskipun ia tahu bahwa ia tak akan mendapat apapun dariku baik cacian akan kebodohannya atau pujian atas kebaikannya, aku tak akan mampu menyampaikan solusi saat ia mengadu kesah kepadaku, aku tak mampu menjadi teman bertukar pikiran, aku hanya mendengar tanpa ada kata kemudian. Aku teman bisunya.

Aku sangat mengerti keadaannya setiap waktu. Tak sedetik pun terlewat, aku selalu melihatnya saat ia berada di ruangan ini. Aku berada di antara jajaran koleksi bukunya yang lain, satu rak lebih rendah dari kitab suci yang rajin ia baca. Setiap usai membelaiku dengan tulisan, ia selalu mengembalikanku ke tempat asal. Lepas dari ruang ini, setidaknya ada kata-kata yang ia laporkan kepadaku dan mewakili keadaan hati dan fisiknya. Kira-kira seperti itu.

Keseringannya memanjakanku membuatku semakin mencintainya. Bagaimana tidak, ketulusannya menjadikanku teman, memilikiku, telah menghadirkan rasa yang luar biasa indahnya pada diriku. Ia begitu mengerti akan arti memiliki.

Satu hal yang aku inginkan dari tuanku yang baik, aku harap ia tak melupakanku meskipun nantinya ia tak lagi sendiri karena ada nyawa lain yang mendampingi hidupnya. Setidaknya ia tetap menempatkanku tak jauh darinya. Dan tak ayal, ketika ia kembali membuka lembaran-lembaranku, ia akan tersenyum getir, senang, atau entah. Aku lah yang akan mengingatkannya kepada memori lalu, yang sempat ia abadikan pada diriku.

Memories are never dies, although is already past…
Retrieving old memories is almost interesting…