Monday, September 24, 2012

d(^_^)b

Pingin punya satu sudut seperti ini di rumah sendiri -kelak- :D
*photo from Livingetc

Apa Saja


Apa saja yang pernah engkau fikirkan
Tanpa sengaja aku merasa
Tentang cinta yang dulunya pernah ada
Tapi dimana engkau kemana

Biarkanlah hatiku merubah hatimu menjadi bahagia
Biarkanlah sang waktu merubah sedihmu menjadi bahagia
Selamanya...

Rayya, Cahaya di Atas Cahaya

Berawal dari kebetean dan lunturnya nicemood akhirnya saya sedikit memaksa kakak saya untuk menipisi dompet. Dari kediaman paman saya di Kedoya, kami pun Mengejar 'Rayya, Cahaya di Atas Cahaya', Let's watch!

Serius ga nyesel nonton film ini. Pada dasarnya saya adalah penikmat tulisan Cak Nun. Jadi film yang skenarionya juga ditulis oleh Cak Nun ya tak perlu berotot untuk memahami kalimat demi kalimatnya, cukup menikmati, mengalir begitu saja. Touching banget!



menunggu angkot
yeah, i got it!
Rayya (Titi Sjuman) adalah artis #1 di Indonesia yang tengah menjalani proses pembuatan autobiografi dengan pemotretan sepanjang perjalanan Jakarta-Bali. Keangkuhan dan kekerasan hati dan pikirnya membuat tim penyusun autobiografi -yang terdiri dari fotografer, perancang busana, editor, dan beberapa orang di dalamnya-, harus seribu kali lebih sabar menghadapi semua ulahnya.

Perjalanan dimulai bersama Kemal (Alex Abbad) sang fotografer dengan tanpa membawa asisten fotografer sesuai permintaan Rayya. Perjalanan itu dimulai bersamaan dengan rasa sakit hati Rayya atas cinta yang ia berikan kepada seorang pilot bernama Bram, yang baru mengaku pada Rayya bahwa ia telah beristri. Kesakitan Rayya itu kemudian perlahan memuncak menjadi amarah. Tidak satupun pernyataan manis Rayya di tengah-tengah rasa sakit hati itu.

Saat Kemal menyerah setelah sempat beradu mulut dengan Rayya dan akhirnya terusir oleh Rayya karena Rayya dibohongi, datanglah Arya (Tio Pakusadewa) sebagai pengganti Kemal. Dia adalah fotografer senior yang masih dan lebih suka memakai kamera analog. Nah, mulailah dialog-dialog cerdas antara Rayya dan Arya yang sering kali menampar saya.

Rayya yang digambarkan sangat sempurna dengan kecantikan, kekayaan, ketenarannya, mempunyai satu sisi lemah yaitu kerapuhan diri yang terlahir dari rasa sakit hati karena kasih tak sampai dan rasa ketidak tenangan dalam hidupnya. Sosok Arya hadir di tengah masalah rumit Rayya sebagai pria dewasa yang mempunyai kisah pahit di masa lalu, dicampakkan oleh istrinya, kecerdasan Arya dalam berdamai dengan masa lalu yang pahit menjadikannya kuat dalam menghadapi masalah hidup selanjutnya, termasuk menghadapi Rayya.
salah satu gambar yang saya curi di dalam theater :D
Arya berhasil menyadarkan Rayya tentang realitas kehidupan. belajar sesungguhnya di universitas kehidupan, dengan berbagai macam pilihan jurusan, mata kuliah yang sangat berragam dan tak ada habisnya, dan semua yang kita jumpai di kehidupan kita adalah guru kita.

Dalam film ini, Rayya bertemu dengan Pak Selamet, orang gila yang selalu duduk di Tugu Jogja, yang menemukan kebahagiaannya sendiri, kita yang melihatnya merasa iba dengan keadaannya, tapi bagi dia sendiri tak ada yang pantas dikasihani dengan kebahagiaan yang dia miliki. Budhe sang pengajar anak autis yang begitu telaten, ulet, dan tekun, penuh kesabaran mengajarkan banyak hal kepada anak-anak dengan keterbatasan pendengaran. Para ibu dan anak-anak pemecah batu yang terbakar terik penuh peluh tanpa keluh. Penjual karak, yang memang menjual bukan mengemis. Dan banyak tokoh pengajar kehidupan yang Rayya temukan dalam perjalanannya.

Akhirnya Rayya menyadari bahwa dia harus segera bunuh diri dari dendam dan benci. Semua itu hanya menyesakkan hatinya. Rayya beranjak dari kesabaran yang terus ia kembangkan, kemudian berprasangka baik kepada apapun (bagi Rayya, segala sesuatu mempunyai sisi baik-buruk, tergantung persepsi manusia), dan bersyukur. Bahwa sesungguhnya hidup harus move on, letting go, dan tetap hidup.Maka apa yang dicari di kehidupan ini setelah menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup?!
dia pun nangis -tertampar- setelah nonton
Dan terakhir, semua percakapan di dalamnya merupakan quote yang bagus. Hahahaha.... Overall, film ini membuktikan bahwa Indonesia Rayya sangat kaya akan keindahan semesta, sinematografinya keren pokoknya. Kenyang deh setelah nonton film ini, hehe... Saya dan kakak saya pun bertepuk tangan puas, walaupun hanya kami berdua yang ekspresif dengan tepuk tangan. haa

Setiap orang mempunyai perjalanan hidup masing-masing, tidak hanya Rayya. Not least, terima kasih telah merayyakan hati saya, Rayya! :) Ikhlas, Sabar, dan bersyukurlah atas apapun yang ada. Karena dalam kehidupan kita ini sangatlah sederhana untuk sekedar tersenyum.
setelah nober-dua
Cerita pribadinya, setelah puas nonton saya yang pulang ke Ciputat harus antri BTJ satu jam berdiri di shelter diteruskan satu jam berdiri di BTJ Grogol-Pd.Indah 1, dan itu bikin kaki gempor...
ini kaki mbak2 yang udah pegel nunggu BTJ di shelter
'Jangan sekali-kali bilang bahwa kebohongan itu adalah hal yang sepele' - Rayya
'Domba tidak mungkin jadi serigala, serigala mustahil jadi domba, tapi manusia bisa jadi keduanya' - Rayya
'Jangan terlalu tergesa-gesa memaafkan orang, sebelum tahu alasan-alasannya' - Arya

'Kurikurumnya itu ya kehidupan itu sendiri, sabar, ulet, tekun' - Arya's budhe
'Agama itu letaknya di ketenangan bathin dan ketepatan berfikir' - Arya
'Sayang itu tak perlu ditunjukkan dengan ayat yang mana. Cukup dilakukan dengan ikhlas' - Arya
'Nemu aja sih nggak cukup seluruh usia, mana sempet mau nyari' - Rayya

'Marah itu boleh, tapi jangan pake amarah' - Arya
'Cinta yg dalam menawarkan penderitaan, kalau cintanya sedang-sedang saja berarti dia sedang menyamar...' - Arya
'Wahai dunia, aku mencintai gemerlap kemewahanmu. Tapi aku bukan pengantinmu dan kau juga bukan pengantinku'
 yang ini foto-foto nyomot dari gugel..
ini trailernyaa..
 

Sunday, September 23, 2012

Jika

Jika layak ini disebut pengabdian, apa yang sudah kulakukan belumlah sebanding dengan apa yang sudah diberikan...

Jika harus ini disebut pengabdian, apakah dengan kelusuhan raga dan kepeluhan jiwaku saat ini sudah cukup?

Jika memang ini adalah pengabdian, apa yang kuabdikan tak akan membalas semua yang telah panjenengan ajarkan...

Sunday, September 16, 2012

*worry

Lagi-lagi tentang rasa, kekhawatiran terhadapmu yang mungkin berlebihan.
Maaf, untuk keras hati yang belum bisa kulunakkan sendiri.

-892012-