Saturday, June 16, 2012

Pain is Beautiful

Tombakku tidak melunak pada orang banyak*
Tetapi pagi dan petang membuatnya lunak.
Kepada Tuhan kuminta keselamatan dari sakit*
Namun ternyata kesehatan adalah penyakit.
-RA-

Tulisan ini mejadi respon atas tulisan saya sebelumnya. Ya, bagaimana kalau quote Beauty is Pain kita ganti abaikan? Haha, mungkin terkesan sebuah pembelaan atas kebiasaan diri tampil biasa-biasa saja, tanpa make-up dan juga penampilan sederhana.

Sekarang coba kita sedikit berbicara tentang Pain is beautiful.

Sakit bukanlah suatu hal yang terkutuk, bukanlah sebuah musibah yang harus disesali sepanjang hidup. Cobaan hidup berupa sakit adalah sebuah anugrah agar kita lebih kuat, tegar, sabar, dan lebih dekat dengan Pencipta. Tuhan tidak menguji hamba-Nya di luar kemampuannya.
Penyakit bukanlah sesuatu yang harus ditakuti selagi otak kita berfikir dan hati memohon untuk segala kebaikan dan kesembuhan, begitu ujar teman-guruku.

Sakit yang kita tangisi tak akan menghadirkan ketegaran. Namun tangisan yang hadir saat kita kesakitan bukanlah suatu kelemahan mutlak.

Banyak pelajaran yang akan kita dapat di saat kita sakit jika kita menyikapinya dengan benar. Kata sahabatku, “Percayalah, dalam pahitnya ‘obat’, ada ‘manis’ yang tak kau temui dimanapun, bahkan suatu saat kau pun merindukan manis dalam obat itu. Dalam sakit yang kau rasakan sekarang, ada ‘nikmat’ yang ga pernah bisa dirasakan oleh orang lain.. Dan suatu saat kau akan merindukan nikmat disetiap sakit yang kau rasakan sekarang.

Yah, begitu indahnya perjalanan ini dan begitu sederhananya hidup ini.

Wahai Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah saudara-saudaraku yang sedang sakit. Jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu meyukuri ni'mat-Mu dan sabar atas cobaan-Mu...

Kata Siapa ‘Beauty is Pain’?! :D


Memang, terkadang untuk terlihat cantik, banyak orang yang menyakiti dirinya terlebih dulu. Seperti; mba-mba yang endut bagaimanapun tersiksanya tetap menjalani diet dengan berbagai cara, atau untuk waktu yang tak begitu lama agar lemak di perut tak terlihat dan agar terlihat ramping ditutuplah dengan korset (ga ngebayang bagaimana begahnya, hehe), de el el.

Bagi saya pribadi, tak perlu sakit-sakitan untuk terlihat cantik. Ini saya praktekkan pada minggu pertama bulan ini. Saya yang jarang dandan, hari itu harus ikut-ikutan dipercantik dengan polesan make-up di wajah dan style yang sedikit berbeda dengan khas saya, hingga beberapa teman saya bilang “Cah ganteng didandanin.” (gubrakkkk)

Saya memang sudah lama tidak di-make-up (bukan tidak pernah), sewaktu kecil saya juga sering menjadi pendamping pengantin (biasa dibilang pengapit kalau di daerah saya), tapi setelah gede saya ga laku lagi untuk menjadi pengapit, akhirnya saya ga lagi-lagi didandanin. :D
saya cantik 'kan?! :D
Hari itu, dalam waktu kurang lebih 6 jam, saya menjadi sedikit lebih cewek dari biasanya (saya tidak bilang saya bukan cewek). Wajah saya yang biasa tirus dan lebih sering terlihat pucat, hari itu dibuat terlihat segar dengan warna soft. Pakaian yang saya pakai hari itu adalah kebaya pribadi pertama yang saya punya (walaupun seragam :D), kebaya putih dengan aplikasi bordir warna merah dan payet emas, songket halus bercorak bunga yang ga norak. Mengenakan jilbab kreasi muslimah perpaduan warna pink, merah, dan broken white, plus bros besar yang menyala yang juga baru kali ini saya beli dengan sengaja (saya biasa memakai bros-bros imut –eh, kecil maksud saya-). Dan memakai sandal setinggi 3 cm (haha, ini mah siapa aja bisa makenya).
coba tebak, mana kaki saya?
Saya ingin sedikit bercerita tentang sandal. Pada ceremonial itu, kami berdelapan memakai seragam, it’s mean ga beda. Namun, untuk sandal kita sepakat untuk tak sama. Akhirnya, beda-beda juga deh sandal yang kita pakai hari itu. Ada beberapa temanku yang sengaja memakai wedges heels setinggi 7 cm. Wow, bagi saya itu adalah angka yang tinggi untuk ukuran sandal tinggi alias ga trepes. Mungkin mereka nyaman dan bisa serta biasa memakai sandal seperti itu, tapi bagi saya itu adalah sebuah beban. Ada juga teman saya yang memakai stileto setinggi 5 cm, tidak lebih tinggi dari teman-temanku yang memakai wedges heels 7 cm memang, tapi lagi-lagi bagi saya itu bukanlah sebuah kenyamanan. Saya ga bisa membayangkan bagaimana rasa capek bin pegel memakai stileto begitu. Ini karena memang saya tak terbiasa :D Intinya, yang penting itu nyaman, kenyamanan dalam berpenampilan akan memancarkan kecantikan dengan sendirinya.

Toh, hari itu penampilan saya yang paling biasa dari yang lainnya mendapat piagam penghargaan kecantikan pujian dari teman-teman saya, “Cantik deh”, “Aku pangling, kamu cantik banget”, “Ini pertama kali dan once in a life kamu cuantiiik sebelum nikah ya?!” (di paragraf ini saya boleh seneng dan narsis dikit donk :D).
Mom n Me
Last, bagi saya tak perlu sakit-sakitan untuk sekedar terlihat cantik. Karena kecantikan yang tampak mudah saja pudarnya.
nih, kita cantik tanpa syarat :D
 Eits, Apa saya harus merasa sakit dengan gaun pernikahan saya kelak ya?! :D

Masih Di Sini; I Still Alive :)


Move on. Tidak selamanya harus berpindah tempat. Kali ini perubahan harus tetap terjadi meskipun aku masih di tempat yang sama. Mungkin hal ini adalah ketepatan atas apa yang pernah aku tulis dulu. "Aku tak yakin di luar sana ada kediaman yang penuh kedamaian, maka aku tetap disini.
Aku pun -akan- tak yakin dengan kedamaian di tempat yang aku diami kini, maka aku harus kemana?"
Yap. I’m still here. Berbagai alasan untuk mengelak sudah terfikirkan, namun sulit untuk diutarakan. Apa yang beliau katakan layaknya sebuah sabda. Perasaan yang ada tidak hanya sebuah kebahagiaan, namun juga kekhawatiran, bahkan ketakutan. Ketidakfokusan (jikapun layak disebut kegalauan) kali ini benar-benar menguras fikir dan ketenangan hati. Ibuku, saudara-saudaraku, juga teman-temanku akhirnya mampu membuka jalan fikir dengan kepala dingin. Ya Tuhan... jika memang ini kehendak-Mu. 

Aku tidak bisa menolak untuk kebaikan yang tak henti dari dulu. Aku hanya mampu mengiyakan seraya berharap yang terbaik untuk selanjutnya.

Masih diberi kesempatan untuk terus belajar di sini adalah sebuah ni’mat Tuhan yang harus disyukuri. Dan dimanapun nantinya aku berpijak, itu juga anugrah tak ternilai. Segala puji untuk-Mu, terima kasih untuk setiap detik yang didalamnya Kau ajarkan banyak hal.

Friday, June 15, 2012

#Senja

Biar kunikmati dan kumaknai senja ini seorang diri.
Tanpa kamu dan siapapun.
-sudut sunyi-