Saturday, August 25, 2018

Kapan?

Mungkin tulisan ini biasa saja, seperti biasanya Gibran bin Jokowi bilang. Bisa jadi tulisan ini ga penting, karena bukan masalah yang genting. Tapi yaudah lah, aku coba.. untuk berdamai dengan diri sendiri, menguatkan diri sendiri, yaa.. bela hati sendiri. wkwk

Pernah ga kamu merasa orang-orang di sekitar menanyakan suatu hal yang sama dan berulang-ulang? Aku pernah. Sering. Tahu kan pertanyaan tentang apa? Tentang masa depan yang aku susun... tapi belum terwujud.

Awalnya, merasa sangat terganggu. "Urusan kamu apa?" Hingga suatu saat Allah kasih lapang hati untuk menyadari dan aku bisa mencoba husnuzhan bahwa tujuan mereka baik dan itu adalah suatu bentuk perhatian. Dari yang "Apaan banget, sich" sekarang alhamdulillah sudah semakin santai dengan mengamini 'harapan gek ndang' dari mereka. Meskipun kadang masih yang aduh. Amini saja, Ad-du'a bir-Rumuuz kalau kata Pak Kiai.

Siapa yang ga mau mewujudkan keluarga yang penuh kebahagiaan? Suami yang selalu membersamai setiap hari, anak-anak yang menyemarakkan rumah, tentu saja aku ingin. Lebih-lebih saat melihat kebahagiaan yang dishare kawan-kawan seumuran, kebahagiaan bersama keluarga kecilnya. Iri? Iya. Tapi belum waktuku. Bukan karena ga mau, bukan juga karena banyak cincong. wkwk

Pernah suatu waktu sampai pada titik kenapa belum juga? Aku harus bagaimana?

Kemudian Sang Guru menenangkan; sabar, terus minta, perbaiki diri, tawakkal.

Karena kapan yang ini, tidak semudah menjawab:
1. Kapan mau makan seblak?
2. Kapan mau nonton minion?
3. Kapan mau beli cireng?

Yaudah, kapan yang ini dibawa santai tapi serius aja.

Etapi sekarang lebih terbebani saat ditanya kapan sidang tesis dari pada kapan nikah. wkwk

Wednesday, August 22, 2018

Mau Pindah Rumah?

Seseorang menyapa, menanyakan kabar, dan sesekali mengusap debu yang menempel di pagar rumah. Iya. Sudah sangat lama rumah ini tak dihuni. Ditengok sih iya tapi hanya di teras rumah, tidak bisa masuk karena lupa disimpan di mana kuncinya.

Lalu kepikiran, harus kah pindah rumah? Meninggalkan semua barang di rumah lama? Toh, itu barang lawas. wkwk. Atau kalau ga rela meninggalkannya, dobrak saja pintu rumahnya dan aku bisa ambil semua barang untuk dibawa ke rumah baru. Belum ketemu juga kuncinya.

Survey beberapa rumah, menggiurkan! Modern, lebih keren dari rumah lama. Udah, pindah aja lagian belum ketemu juga pintunya.

Dan memang akan mudah saja memindahkan semua barang walaupun ga ketemu kunci rumahnya. Tapi ternyata, bagiku barang-barang itu tidak hanya sesuatu yang bisa disentuh. Ternyata rumah lama; semua barang-barang yang ada di dalamnya adalah istimewa bukan karena lawasnya namun karena kekuatan perjuangan yang meski kuno tapi bermakna, meski akan mengingatkan luka tapi akan menguatkan jiwa, meski terasa menyesakkan hati saat mengingatnya tapi akan melapangkan hati kedepannya. wkwk.

Akhirnya, welkambektodeblog! Yaudah gapapa malu-maluin kalau baca tulisan lawas, tapi biarlah buat ketawa-tawaan.

Ketemu kuncinya? Tidak!
Terus gimana bisa masuk? Bisa aja!
Allah yang kasih jalan.

wkwk.