Tuesday, May 29, 2012

La Tour de Cipanas

#Cipanas 27 Mei 2012
Acara rutin akhir tahun kali ini kita adakan di Taman Bunga Nusantara Cipanas. (just click here). Sebuah apresiasi tinggi saya haturkan pada panitia rihlah -yang dibilang juga ‘Perpisahan Masyayikh; (katanya)-, hatur tengkyu sanget ya, Antabeners :)

Pagi-pagi saat do’a setelah jama’ah Shubuh, Bapak AMY mendo’akan kita agar diberi kelancaran dalam perjalanan. (saya tidak dengar langsung karena ada halangan, dapet ceritanya aja saya udah seneng, oh.. begitu buaiknya Pak Yai kita). Pesan “Jangan lupa sarapan” dari Ibu juga menjadi energy tersendiri pagi itu. :D

Rame, repot dan ribut sana-sini membuncah kesunyian pagi. Antri mandi, nyetrika, dandan, sarapan, de el el. Sampai akhirnya pukul tujuh pagi lewat sekian menit semua nyawa Darus Sunnah for female (kecuali beberapa) terkumpul di titik pusat pemberangkatan.

We’ve ready to go!
Perjalanan yang lumayan memakan waktu (kurang lebih empat jam) pun tidak memakan ke-enjoy-an kita, walau sempat berhenti karena kena jadwal tutup jalur naik Puncak. Suara canda dan gurauan tetap mengalahkan suara hati yang hampa dalam keramaian (yaealaah). Ada yang sangat tenang dan lelap tidur sepanjang perjalanan (tenang saudara-saudara, saya tidak menampilkan gambarnya di sini nanti, hehe), ada juga yang melamun melayangkan pandang lewat kaca jendela, ada yang enjoy ngaji Qur'an, ada juga yang menyonya-nyanyi bersama dan sukses menggalau menghalau kebetean.

Dan sampailah kita pada tempat tujuan. Setelah sebentar nglempengke awak, acara pun dibuka. Dari awal acara, kita sudah diajak ber-hahaha-ria, poin pentingnya adalah kalau mau hanyut dalam kebersamaan, hilangkan kesedihan saat itu juga, dan ikuti acaranya dengan seksama riang penuh kegembiraan.

Cuap-cuap dari panitia dan Mbok ISDAR mengantar kita pada makan siang yang nyummy (saya habis satu setengah bungkus soalnya :D). Dilanjut last speech dari para tetua (termasuk saya, dan saya adalah yang termuda di antara yang tua-tua, haha). Ucapan terima kasih atas semua-segalanya dan permintaan maaf semoga tulus dari dalam hati tidak lain terucap dengan do’a semoga Gusti Allah melipatgandakan semua kebaikan.

Unjuk malu gigi per-angkatan semakin menghanyutkan diri pada kebersamaan.  Fushilat dengan Iwak Peyeknya, al-Tahwil dengan pantun kecenya, Antabena dengan puisi dan nyetinky-nya. Semua itu akan menjadi satu bagian yang tak terlupa nanti (kalau-kalau masih ingat, kegilaan kalian nanti bisa jadi dongeng sebelum tidur untuk anak saya, haha)

Kemudian status kita sebagai santri Darus Sunnah diuji kebenarannya. Ditanya siapa nama lengkap Bu Nyai, berapa jumlah semua anak tangga di DarSun, siapa nama ibu yang punya warung depan pondok, plat nopol mobil Pak Yai, gejenya ada beberapa pertanyaan yang panitia sendiri bingung :p. (Betewe, siapa pemenang n dapet hadiah apa saya kok ga tau sampe sekarang ya? Hihi)

Saya Kita juga dapet mahkota dan maskot lucu dari panitia, dengan predikat putri-putrian yang disandangkan. Pokoknya mah jempol buat panitia :)

Saya bahagia, salah satu fase kehidupan saya lewati bersama kalian. Mengenal kalian adalah sebuah anugrah terindah, walau saya tidak bias memahami kalian semua (karena mengenal tidak sama dengan memahami).

Saya belajar banyak dari kalian, berbagai karakter yang berbeda menjadi satu paket pelajaran hidup. Proses kedewasaan juga saya dapatkan dari kalian. Kalian yang kadang bikin jengkel, atau kadang kita pernah tak satu maksud hingga salah paham, dan berbagai macam masalah yang ada, menjadi sebuah pembelajaran bagaimana bersikap dewasa menghadapi masalah. Semua itu tak mengapa, karena bagi saya, tempat ini memberikan lebih banyak kebahagiaan daripada kesengsaraan.

Pada rerumputan pun kita bisa belajar. Karna pelajaran tidak hanya yang tersurat, tapi juga yang tersirat. Hanya tidak semua kita faham bagaimana memetiknya..” ini status pesbuk saya sepulang dari TBN, efek liat ijo-ijoan :D

Trima kasih untuk semua yang telah kalian ajarkan dan maafkan semua kesalahan saya.

You raise me up too more than I can be, Darus Sunnah…
cari bekal di warung Ucok
paring-paring :D
siap berangkat
Pasca, minggu pagi
stay cool
kita sampai
klik
KENIKIR, kalau di kampung saya namanya kembang TEMBELEK

mbok ISDAR

master of ceremony
sambutan panitia
unyu - Fushilat
Unyu - Antabena
unyu - at-Tahwil
unyu - Komnas Sunnah
Fushilat - 2011
al-Tahwil 2009
Antabena 2010
di salah satu sudut

Afikaaa :D

orang geje.. @Nasr
asik-asik :D

saya harus jongkok sebentar
katanya 'Putri Persahabatan' :D

kebersamaan kita

R a (u) s a (h)

Rasanya bukan seperti menikmati coklat, eskrim, dan pisang. Pagi itu emosi memuncak, ajakan untuk heki-heki (ini istilah nyeplos sendiri) tertolak beberapa kali, sebelum mba Sari meyakinkanku that everything’s all right. (kebayang ‘kan gimana ogah-ogahannya saya saat diajak, ealaaaah kaya bocah aja).

Sebelum pagi datang, pada tengah malam saya sempat menumpahkan air mata setumpah-tumpahnya (untung ga ada saingan suara misteri) untuk yang kesekian kalinya (kurang apa coba?! Saya sering menangisi kalian. Hahaha). Akhir-akhir ini saya diuji dengan masalah yang banyak berkaitan dengan rasa, kalau minjem istilah pakde Gun, “ini semua tentang mengolah rasa”. Perasaan saya yang sering sensitif dalam menghadapi masalah-masalah sepele akhir-akhir ini sering membuat saya cengeng.
Yah, sepele, tapi rumit, kurasa begitu. Saya bilang saya bisa cuek pada apa penilaian orang terhadap saya, tapi ternyata... saya ga bisa dicuekin dengan perubahan sikap seperti ini. Hhahahaa... saya tidak kuat untuk lama-lama ‘dimusuhi’. Jadi, saya menangis, mencari-cari apa salah saya, bagaimana baiknya saya, tapi ya jenenge wong putek, nangis ora kepethuk solusi. Hihihi

Dan saya sekarang membentengi diri saya dengan wirid jurus yang ga boleh kalah dengan yang mereka punya. Situ cuek dengan uluran tangan saya, saya juga bisa cuek. Situ sewot dengan apa yang saya lakukan, saya juga bisa sewot ke situ.

Matinya rasa memiliki, membuat kalian kehilangan *keep togetherness*. Apa yang dulu kalian agung-agungkan tentang kita, seperti lenyap oleh satu ‘kecelakaan’ yang bagi kami saya tak patut untuk dipermasalahkan.

Atau, setelah saya pelajari lebih dalam lagi, ketegangan antara kita ini hanyalah karena masalah ga’ trima dengan apa yang telah kau usahakan. Yah, saya tidak mau menjabarkan detailnya di sini. Hanya merusak keharmonisan Blog saya saja nanti, hihihi.

Bagaimana kalau kita baca ini saja :)
Sekarang, jika masih ada kebekuan di antara kita, mbok ya oo mari kita sama-sama cairkan, karena kebekuan itu yang membuat kita susah memaafkan. ^_^

Thursday, May 10, 2012

*Peluk*

Mana mungkin aku bisa membiarkanmu sendirian saat kau merasa kesakitan, menangis karena menahan rasa sakit, atau hanya melihatmu meringis karena tak mau aku panik?! Aku sungguh tak bisa sepenuhnya merasakan apa yang kau rasa, tapi dalam hati ini ada gejolak yang tak berkesudahan saat melihatmu tak berdaya, memaksa diriku untuk berada di jiwamu, turut merasakan nyeri itu, membantumu untuk menyudahi perih itu.

Hingga kemudian semua asa melebur satu. Aku sungguh berharap kau mampu melewati ini semua dengan tenang, dengan kebahagiaan, bahkan aku yakin kau lebih mampu dari yang kuharapkan. Saat kau mengerang sakit, lalu menyimpul senyum di tengah rasa sakit itu, aku percaya akan indahnya ujung pengorbanan dan perjuanganmu ini.

Memahami alur Tuhan ini memang tak semudah mengerjapkan mata. Kesabaran, ketegaran, kekuatan yang selalu kau pinta adalah jalan menuju makna hidup sebenarnya. Karena hidup ini adalah perjalanan dari ujung ke ujung.

Kau tak perlu bersedih hati. Banyak tangan Tuhan yang memelukmu erat, membelai lembut setiap sisimu, yang tak usah kau beli ketulusannya.

Kau tak sendirian, sayang... Percayalah, Tuhan selalu bersamamu, bersama kita.