Tuesday, February 12, 2013

Pengamen Jalan

Tak biasanya aku turut menjadi penumpang Kopaja AC, tapi siang itu karena cuaca yang sangat panas dan Ciputat tak bersahabat, kuputuskan untuk merogoh goceng dan menumpangi Kopaja AC. Beberapa kursi masih kosong, kursi paling depan yang kosong kuhampiri. Mengambil tempat dekat jendela adalah kesukaanku dalam setiap perjalanan.

Tak lama kemudian, ada pengamen yang jalan dari arah kursi belakang, menyandar pada kursi sopir, bersiap unjuk kebolehan. Tiba-tiba ada anak kecil yang digandeng Ibunya, kemudian duduk disampingku. "Udah biarin duduk sini ya, Mas. Nge-fans ini sama masnya." Ujar sang Ibu sambil menatap pengamen tadi.

Anak kecil itu memperhatikan Mas pengamen tadi, gerak tangan yang memetik gitar, hentakan kaki mengikuti irama, dan sorot mata yang sesekali seolah mengajak bicara si kecil. Dia tersenyum kemudian bertepuk tangan, jongkok tepat di depan kaki Mas pengamen, kembali duduk di sebelahku. Ada dunia di kepalanya.

Pemandangan sangat mengesankan, Mas pengamen yang baik, sangat humble saat kuperhatikan dia mengajak si kecil berbicara dengan lagu yang dibawakan.

And so I cry sometimes when I'm lying in bed
Just to get it all out, what's in my head
And I, I am feeling a little peculiar
And so I wake in the morning and I step outside
And I take deep breath and I get real high
And I scream from the top of my lungs,
Whats going on...
Lagu itu selesai dinyanyikan, si kecil kembali ke pangkuan Ibu dan Mas pengamen turun setelah mendapat apresiasi dari pendengar.

Sepanjang perjalanan, si kecil bermain dengan jari-jarinya yang didialogkan. Kemudian menerawang ke luar jendela, entah apa yang dibayangkan, atau entah apa yang direncanakan. Sampai ia turun bersama Ibunya, aku tak tahu dunia macam apa yang ada di kepala si kecil. Dan Mas pengamen tadi, entah sudah ada di mana...

2 comments:

  1. Dunia dalam kepala, sosok2 seperti pengamen, Ibu itu, adik itu, dan kamu yang membuatku saluut :)

    ReplyDelete