Sunday, February 17, 2013

Amazing Ca...

Secara hitungan umur, kami ga begitu jauh selisihnya. Kami lahir di tahun yang sama, hanya saja aku empat setengah bulan lebih tua darinya. Bertemu di salah satu rumah pendidikan, yang juga menempakan ajaran kehidupan. So nice to met her here

I called her; Cangi 

Kedekatan kami bermula dari kamar kami yang bersebelahan, ‘anak kecil’ ini dulu sering sekali menyajikan mie dan telur ceplok untuk perutnya. Seperti tak ada kebosanan dengan lauk favoritnya ini, dan memang karena dia itu moody, termasuk harus mikir mau makan apa :p Akhirnya, kami menjadi kawan makan yang harus saling mengingatkan. Dan ternyata, nasi bungkus two in one pun membuahkan kedekatan emosi berwujud persaudaraan.

Kami pun sadar, bahwa sepatutnya kami tak hanya saling memperhatikan kesehatan fisik, namun juga kesehatan jiwa, hahaha... Teman berbagi cerita, tawa, tangis, ide, berbagi jawaban ujian, hingga berbagi receh, dan lain sebagainya :D 

Namanya dua kepala yang berbeda, pastinya ada kesempatan untuk  tertimpa masalah. Bersikeras dengan pikiran masing-masing, sama-sama keras kepala, sama-sama cethek ati, yaaah... tapi untungnya ga lama kalau harus nesunan :D Seringnya sih dia yang ngalah, hehehe... Kurang baik apa coba anak ini? 

Beginilah persaudaraan yang terjalin di luar garis darah keturunan. It’s exactly amazing. Menjadi bagian di keluarganya, dan keluargaku. 

Banyak yang bilang kalau kami itu... mirip, kembar katanya. Awalnya, aku pikir teman-teman yang bilang kita kembar itu karena faktor keseringan, hehehe... sering bareng, liatnya berdua aja, jadinya keliatan mirip. Ternyata, saat kita di luar dan bertemu orang asing yang juga baru liat, kita juga dibilang kembar. Pernah suatu saat kita sedang di angkot bersama beberapa ibu yang pulang dari berbelanja, ibu itu menyapa, “Kembar, ya?” Saat di tukang permak jahit, si Abang juga bilang, “Kok mirip?!” Pernah juga saat kami berdua berdiri di antara penumpang Lima Sepuluh yang lain, ada anak kecil bilang, “Kakaknya kembar.” Even, her sister told me that i’ve similar face with her saat aku ngupret ke rumahnya. Ohya, Ibuku dan adikku juga pernah menilai kalau aku mirip dengannya saat lihat foto berdua kami. 

Yah, untungnya dia ga protes saat dimiripkan denganku :D Siapa tahu dia memendam benci atau jengkel lah minimal dibilang mirip, hahaha... 

Sudah lebih dari seribu malam aku hidup seatap dengannya. Dan kebersamaan kami di Rumah Sunnah ini tak akan lama lagi. Tuntutan masa depan masing-masing, cepat atau lambat, kini atau nanti, pasti akan mengantarkan kita ke hari dimana kita harus melangkah berlainan arah (huuuuaaaa, sedih ngebayanginnya :’( ) Meski harus memohon berkali-kali agar Tuhan menangguhkan waktunya, saat itu pasti akan datang meski memang masih entah.
Ca... Bagiku, Sebaik apapun persiapannya, perpisahan adalah bagian dari kehilangan. Yes, i’ll miss you to be with me. Meski berkali-kali menyadarkan diri bahwa kita masih berada di dimensi waktu yang sama, bahwa kita hanya berjarak, bahwa kita hanya tak mampu untuk slalu berraga dekat, rasanya... aku akan kehilangan banyak ritual yang biasa kita lakukan bersama...
Semoga aku senantiasa mengingatmu dan kamu slalu mengingatku... Terima kasih, terima kasih, terima kasih... untuk mau menjadi yang tak hanya melihatku, tapi juga memahamiku...
 Thanks God, for the occasion to know her...

1 comment: