Ujung Maret adalah masa-masa hati kritis karena
bakal ditinggal saudara kandung pulang kampung. Hahaha... Rasanya sedih campur
seneng. Sedih karena keberjarakan ini adalah bagian dari kehilangan,
ga ada lagi tempat pelarian dari
bete (ops :D), kabur berdua, karaokean,
nonton, ciblungan, makan-makan, jalan-jalan, duduk-duduk, sambil tangis-tangisan,
uring-uringan, guyon-guyonan... dan
liya-liyane. Senang, karena pada waktunya (ya sekarang ini) kamu bisa pulang, mendekatkan raga pada Ibu dan keluarga di rumah.
Matur nuwun sanget... telah menemaniku di atap kota yang sama.
Nganter aku pertama kali
nyantri di pinggiran Jakarta,
ngrumati aku saat sakit, jadi donatur tetap tiap bulan,
ngajari banyak hal tentang hidup; termasuk makan film dan
ngunyah makanan aneh haha,
lan sakliya-liyane.
Nyuwun pangapunten ingkang katah, selama
ngrumati aku di sini pasti aku banyak salah. Suka
ngrepotin, marah-marah,
nggawe jengkel, dan lain-lain juga. Yah,
ga lain semua itu karena kita
ga selalu bisa sepaham, menyamakan kepala. Keberjarakan raga setelah ini
ga memutus tali silaturrahim kita 'kan, Nyit? hahaha...
Yang ikhlas yaa untuk
kepindahan kepulangan kali ini... Banyaaakk hal baru yang siap kamu sapa untuk diramu jadi cerita hidup yang
nggigit, gunakan pensil terbaik untuk hasil lukisan yang baik pula. Dimanapun, semoga semesta berkonspirasi dengan selaksa asa. Gusti Allah Maha Baik, jika terasa sulit ada "Mudahkanlah", jika masih terasa sulit, maka "kuatkanlah" :)
Take good care... Cepat atau lambat, aku juga pasti akan pulang :')
-Bukan surat wasiat-
No comments:
Post a Comment