Monday, December 24, 2012

Rasa Itu Ya...

Berkali-kali aku selalu mencoba untuk menahan senyum saat melintasi halte busway yang biasa kau singgahi. Tapi aku selalu saja gagal untuk menahan senyuman. Kenangan itu selalu datang menggoda untuk sekedar tersenyum memandangnya.

Aku dan kamu memang tidak pernah bertutur, mengucap, atau sekedar mengangguk untuk sebuah janji. Tapi dalam hati ini ada suatu perasaan yang tak terelakkan. Mewujud impian akan masa depan. Dan ini bukan cinta yang lahir karena dipaksa ataupun terbiasa.

Terkadang, kau meninggalkanku dalam keramaian sedang kau sembunyi dalam kesunyian. Meninggalkan teka-teki yang harus kujawab sendiri. Tanpa tahu rumus pasti yang bisa memastikan segala emosi.

Kita berbagi dan saling membicarakan perjalanan yang pernah kita tempuh sendirian, itu yang aku inginkan. Tetapi aku tak ingin memaksamu untuk tahu perasaanku,  jika itu akan mengacaukan keakraban. Aku pun tak ingin memaksamu membalas rasaku. Jika pun perasaanmu sama dengan yang kurasa, biarlah semua itu tumbuh seperti adanya. Jika apa yang aku inginkan dari tumbuhnya perasaanku berbanding terbalik dengan hatimu, biarlah semua rasa yang kupunya menjadi cerita hidupku tanpa menyalahkan perasaan.

Karena bisa jadi yang kusuka adalah suatu hal yang tak baik untukku, begitu sebaliknya. Sebaik apapun usahaku untuk menjadi orang tepat yang menghampiri hidupmu, jika itu bukan kehendak-Nya, maka tak ada daya untuk melawan itu semua.

Wahai, Engkau Yang Menjadikan kami berpasang-pasangan… Ridloilah keinginanku jika itu kehendak-Mu. Jika ini hanya sekedar angan-inginku,  mohon bimbing hasratku menuju kehendak-Mu.

1 comment:

  1. And to read this note,, i'm like standing in front of mirror,, then smile...light smile...

    Thank you girl... :)

    ReplyDelete