Waktu kecil, tiap mengunjungi toko mainan aku akan menyisir rak mainan mencari miniatur pesawat. Memandangi, bergumam sendiri, mengagumi betapa kerennya pesawat warna-warni. Alih-alih minta dibelikan mainan.
Mau jadi pilot. Jawabku tiap kali ada yang tanya kenapa aku suka mainan pesawat. Kata Ibu, mataku selalu berbinar saat aku bermain, sambil mengayunkan mainan di tanganku, aku akan teriak, "Terbang tinggi!", kemudian tersenyum. Ayah akan menimpali, "Wah, hebat sekali! Pesawat anak Ayah bisa terbang sangat tinggi!", kami tertawa, senang.
Dulu bagiku, seorang pilot adalah orang terhebat yang bisa menerbangkan burung besi keliling dunia. Bagaimana tidak kukagumi sosok pilot berseragam putih dengan topi di kepalanya, berjalan dengan gagahnya, dan terbang bertandang ke langit biru? Itu lebih keren dari tokoh animasi yang terbang dengan tangan mengepal ke atas.
Beranjak remaja, cita-cita teman-temanku berubah dari taxi driver menjadi dokter, dari spiderman menjadi fireman, dari pramugari menjadi polisi, dan macam lainnya, cita-citaku tetap sama. Pilot. Menjadi orang yang bisa terbang kemanapun.
"Ga mau berubah juga, Nak?", tanya Ibu setelah mendengar cerita tentang teman-temanku.
"Aku masih mau jadi pilot.", kujawab dengan tetap fokus menyusun lego pesawat.
"Menjadi pilot tentu kebanggaan untuk Ayah dan Ibu. Ayah akan bangga melihatmu berkawan awan, terkadang melawannya. Seberapapun seringnya kamu mengunjungi langit, sempatkan untuk duduk beralas tanah.
Ayah Ibu akan selalu bangga padamu selama kamu baik, apapun jadinya kamu. Setinggi apapun ilmu yang kamu miliki, jangan pernah tidak untuk rendah hati."
Pesan itu diakhiri dengan potongan ayat yang dibaca Ayah. Saat itu aku hanya mengangguk-angguk. Mencoba faham.
Dua puluh tahun berlalu. Hari ini, aku akan melakukan perjalanan dinas ke negara sebelah. Sebelum terbang, kudaras beberapa ayat untuk menenangkan hati, kulafalkan ayat yang menjadi pesan Ayah dulu untuk mengingatkan diri.
(وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ)
"Dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui" [Yusuf 76]
No comments:
Post a Comment