Aku biasa menyapanya melalui sebuah pesan singkat yang dalam
hitungan sepersekian detik sampai di tempatnya. Memang, aku tidak terlalu
sering menghubunginya walau sekedar menanyakan kabar, begitupun dengannya.
Sepekan, dua pekan, atau bahkan hampir selapanan
kita tak bertegur sapa. Ini ramuan rindu mungkin :D
Obrolan ringan melalui short
messages yang seringkali menambah bahan untuk kuceritakan pada anak-anakku
kelak dan pelajaran berharga yang tidak selalu bisa kudapat dari sekitarku,
menjadikannya recommended teacher untukku dan siapapun yang mau. Haha…
Saat itu, seperti biasa aku saling bertanya kabar dan
sedikit melaporkan masing-masing kegiatan ter-update. Kemudian hobiku untuk minta cerita pun kembali dikabulkan.
Kali ini ceritanya sungguh membuatku terperangah, seberapa dalam dia bisa
melihatku meski kita tengah berjarak jauh?! (atau karena hatiku yang lagi banget-banget
sensitifnya kali yaa?! haha)
Awalnya dia bertanya, “Tahu
ga’ psikologi anggur asam?” karena aku jawab “Tidak.” dia pun mulai bercerita seperti seorang ayah :D
-dengan mengubah beberapa ejaan dari pesan singkatnya-
Dahulu kala ada seekor musang yang menemukan sebuah anggur di bawah pohon. Setelah dimakan ternyata dia merasakan kelezatan anggur tersebut, rasanya manis. Dia pun berharap buah anggur yang ada di atas pohon di dekatnya bisa dia ambil karena dia yakin rasanya pasti sama dengan yang sudah dia makan. Setelah lama musang itu berusaha mendapatkan anggur tersebut dan tidak juga berhasil, akhirnya dia pun berkata “Ah, paling juga anggur di atas itu asam rasanya!”
Dahulu kala ada seekor musang yang menemukan sebuah anggur di bawah pohon. Setelah dimakan ternyata dia merasakan kelezatan anggur tersebut, rasanya manis. Dia pun berharap buah anggur yang ada di atas pohon di dekatnya bisa dia ambil karena dia yakin rasanya pasti sama dengan yang sudah dia makan. Setelah lama musang itu berusaha mendapatkan anggur tersebut dan tidak juga berhasil, akhirnya dia pun berkata “Ah, paling juga anggur di atas itu asam rasanya!”
Well, saat aku tanya “Apa
pesan moralnya?” dia pun kembali berceloteh…
“Kamu tahu lagu Adele
yang berjudul Someone Like You?’”
O ow… Let’s talk about love :D
“Dalam hubungan cinta
seseorang terkadang hubungan hancur di tengah jalan. Tuk bertahan hidup dia
harus berkata layaknya musang tadi, “Ah, dia pasti ga sebaik yang aku
bayangkan. Kalaupun dia memang baik, aku akan menemukan someone like him/her.”
Nah, itulah lagu Adele yang berjudul anggur asam. Hehe… “
Seketika itu aku tersindir dengan guyonannya itu. Oke, kita
sedikit mengulas tentang perjalanan hidup dan cinta.
Yap, dia benar. Saat cerita romansa kita tidak berujung
indah, kita tidak seharusnya memelihara galau (Sebenarnya apa sih galau itu? Go Always Listening Always Understanding?
Haha), atau bahkan mematikan energi hidup kita hanya karena putus cinta.
Wealah, Ngger… bikin hidup terasa semakin
tak berarti saja kalau gitu. We have to walk forward, on and on…
Memang tak mudah untuk terus melangkah ke depan tanpa
mempedulikan masa lalu. Ups, keliru,
tepatnya… lebih baik kita jadikan masa lalu sebagai pelajaran dan koleksi
pengalaman. Toh, setiap apapun yang terjadi pastinya mempunyai sisi positif dan
negatif, mana yang lebih dimenangkan ya tergantung si aktor.
Namun, jika -mentok
banget- terasa berat dan sangat tidak menenangkan, lebih baik buang spion kanan
kiri sehingga kita tidak melihat ke belakang :D
Bagaimanapun, bagiku, masa lalu bukanlah bagian yang harus
dilupakan. Dia merupakan a part of life yang sudah terlukis oleh tangan kita
dan tidak bisa kita hapus. Kita hanya bisa menambahkan warna agar lukisan
tersebut terlihat indah. Berdamai dengan masa lalu adalah sebuah solusi agar kita
aku tidak memusuhi apa dan siapa yang meng-anyel-kan
hati di ruang dan waktu yang telah lalu.
Itu tidak mudah! Aku harus membuat perjanjian khusus dengan
pikiran dan perasaanku agar tidak terjadi pertengkaran dahsyat yang bisa
merugikanku sendiri, juga selalu meminta kepada Yang Maha Bijaksana agar aku
dilimpahi kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan menyikapi
permasalahan serta kebaikan budi pekerti. (Ngomong
opo tho iki?)
Akhirnya, saat kehidupan kita sedikit terusik oleh urusan
hati dan percintaan yang justru menyakitkan (koyo to; ditinggal nikah, diduakan, dikhianati, ga cocok lagi,
misunderstanding mulu, miscommunication, dll) marilah mengumandangkan lagu
Adele yang berjudul Anggur Asam. #eh...
Bangun dan teruslah hidup:) |
No comments:
Post a Comment