Cerita ini bukan sekedar tentang seorang cewe cantik, bukan juga tentang kernet KOPAJA, cerita ini tentang... meminta dan memberi. Oke, gini ceritanya...
Cewe cantik berambut lurus agak bergelombang ala-ala Syahrini, dengan soft make-up nan anggun dan bibir merah merona, duduk di sebelahku. Sesekali mengecek message di handphone-nya. Sepuluh menit KOPAJA yang kami naiki berjalan, cewe itu ask to kernet KOPAJA saat memintanya untuk bayar ongkos, "Bang, kalau mau ke Gatsu nanti bisa translit di mana, ya?"
Si abang kernet seketika terbahak-bahak, memegang perutnya, dan menunjuk muka cewe sebelahku. "Neng, transit kali, neng... translit mah alih bahasa". Nah, itu mah niat show up lebih pinter tapi jatuhnya sotoy.
Pinginnya, aku ikut tertawa terbahak-bahak, tetapi bukan pada cewe cantik sebelahku. Melainkan pada kernet KOPAJA yang keterlaluan itu... yes, karna aku sangat terganggu dengan kelakuannya barusan.
Kernet KOPAJA tadi berlalu dari kami. Wajah cewe sebelahku memerah senada dengan lipstik yang ia pakai. Kernet itu berlalu, hanya berlalu, tanpa meninggalkan jawab atas pertanyaan dari si penanya. Apa mungkin, kernet tadi lupa kalau dia sedang ditanya, sedang dimintai sebuah jawab, bukan diminta untuk berkomentar tak berjawab?
Komentator telah mengakar dimana-mana...
mbuh, ra weruh!
No comments:
Post a Comment