Ribuan
hari aku menunggu kabar kedatanganmu untuk menemani hari-hariku juga untuk
melengkapi hidupku. Andai kau tahu, betapa sungguh hati ini tersiksa karena
kerinduan tak terbatas dan belum terbalas.
Telah
kukerahkan semua usahaku agar kau segera hadir di kehidupanku. Doaku memohon
kehadiranmu pun tak pernah lupa kulangitkan setiap saat. Karena aku sungguh
merindukanmu. Merindukan kehadiranmu, sayang…
Kepada-Mu,
semua harapan kusandarkan. Karena sehebat apapun usahaku dalam mewujudkan
anganku, jika kehendak-Mu belum sejalan dengan anganku, maka anganku tak
mungkin terwujud. Aku tak meragukan kasih sayang-Mu kepadaku, sungguh tak
meragukan kuasa-Mu kepada seluruh alam.
Bukankah
Kau memberi jawaban doa yang sangat menyenangkan kepada Nabi Zakariya?! Kau
berkata kepadanya, “Aku memberimu kabar gembira, kamu akan mempunyai seorang
anak.” Kemudian saat Zakariya menganggap hal itu aneh, “Bagaimana mungkin? Istriku
adalah seorang yang mandul dan aku adalah lelaki jompo.” Kau pun berfirman, “Huwa
‘alayya hayyinun, mudah saja bagi-Ku. Tidakkah Aku ciptakan kamu dari
ketiadaan?!”
Aku
cemburu pada setiap ibu. Mencemburui setiap detik kasih sayangnya kepada darah
dagingnya. Ijinkan aku turut merasakan apa yang telah mereka rasakan. Aku juga
-sangat- ingin menjadi seperti mereka. Menjadi madrasah al-‘ula untuk
anakku. Menyempurnakan kodratku sebagai wanita.
Jika
saat ini belum waktunya, luaskanlah lagi kesabaran dalam hati hingga tiba
waktunya. Jika kesedihan atas kerinduanku tengah merajai hati, peluklah aku
lebih erat dari pelukan-Mu setiap saat. Aku tak akan pernah bosan mengusahakan
tercapainya angan. Aku pun mencoba untuk slalu tak pernah lelah memohon
kepada-Mu. Karena aku yakin Kau tak akan berkata, “Aku tak bisa berbuat apa-apa
lagi.”
Indah sekali :)
ReplyDeleteWaaah sy lama ga ngeblog... baru buka koment niih hehehe... trima kasih sudah mampiir :) *salam kenal
Delete