Setiap orang pasti
berbeda dalam mendefinisikan sesuatu. Seperti, definisi hebat. Bagiku, hebat
itu tak harus berotot kuat. Tapi, hebat itu ketika kita mampu memaknai segala
kejadian, mengambil hikmah sebuah kesalahan agar tak lagi terulang, mensyukuri
berbagai keni’matan yang telah diberikan. Maka, yang akan kita temui adalah
kebahagiaan.
Tak ada yang tak ingin
bahagia dalam hidupnya. Ukuran bahagia setiap orang pun berbeda. Kebahagiaan seorang
kakek-nenek mungkin cukup dengan kebersamaan mereka melewati masa tuanya.
Kebahagiaan seorang pengajar bisa karena anak didiknya mulai mengerti dan semakin
mengerti. Pengamen jalan, mereka bahagia saat suara sumbangnya didengar dan
dihargai walau dengan sekoin lima ratusan atau bahkan hanya dengan senyuman.
Sebagian orang, mungkin belum mau dibilang bahagia sebelum berlimpah harta.
Aku bahagia untuk masih
berada bersama kalian. Rasaku memilikimu adalah kebahagiaan yang tak terhitung
jumlahnya. Merasa memilikimu itu senang, ni’mat, sebelum akhirnya memilikimu
hanya mampu kuraih dalam doa dan dalam kenangan. Karena sebelum memilikimu, aku
tak memilikimu. Setelah memilikimu, aku akan kembali tak memilikimu, hingga
yang aku miliki adalah kehilangan.
Semakin hari, aku, kamu,
dan semua, mengalami sebuah pengurangan usia. Cepat atau lambat, kini atau
nanti, aku atau kamu yang akan lebih dulu kembali, berpulang; semoga dengan
kebahagiaan. Maka hidup ini begitu indah dengan tidak menyakiti, mengingkari,
menjadi rindu bagimu, menjadi yang selalu dekat dengan-Nya.
Terima kasih, Ibu...
Untuk doa dan pangestu yang selalu baru untukku.
Terima kasih, sahabat
hidup... kalian adalah energi di setiap kerapuhan...
Ya Tuhan, berilah kami kebaikan dunia serta
kebaikan akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka...
No comments:
Post a Comment