Memang, terkadang untuk terlihat cantik, banyak orang yang menyakiti
dirinya terlebih dulu. Seperti; mba-mba yang endut bagaimanapun tersiksanya
tetap menjalani diet dengan berbagai cara, atau untuk waktu yang tak begitu
lama agar lemak di perut tak terlihat dan agar terlihat ramping ditutuplah
dengan korset (ga ngebayang bagaimana begahnya, hehe), de el el.
Bagi saya pribadi, tak perlu sakit-sakitan untuk terlihat
cantik. Ini saya praktekkan pada minggu pertama bulan ini. Saya yang jarang
dandan, hari itu harus ikut-ikutan dipercantik dengan polesan make-up di wajah
dan style yang sedikit berbeda dengan khas saya, hingga beberapa teman saya
bilang “Cah ganteng didandanin.” (gubrakkkk)
Saya memang sudah lama tidak di-make-up (bukan tidak
pernah), sewaktu kecil saya juga sering menjadi pendamping pengantin (biasa
dibilang pengapit kalau di daerah saya), tapi setelah gede saya ga
laku lagi untuk menjadi pengapit, akhirnya saya ga lagi-lagi didandanin.
:D
saya cantik 'kan?! :D |
Hari itu, dalam waktu kurang lebih 6 jam, saya menjadi
sedikit lebih cewek dari biasanya (saya tidak bilang saya bukan cewek). Wajah
saya yang biasa tirus dan lebih sering terlihat pucat, hari itu dibuat terlihat
segar dengan warna soft. Pakaian yang saya pakai hari itu adalah kebaya
pribadi pertama yang saya punya (walaupun seragam :D), kebaya putih dengan
aplikasi bordir warna merah dan payet emas, songket halus bercorak bunga yang ga
norak. Mengenakan jilbab kreasi muslimah perpaduan warna pink, merah, dan broken
white, plus bros besar yang menyala yang juga baru kali ini saya
beli dengan sengaja (saya biasa memakai bros-bros imut –eh, kecil maksud
saya-). Dan memakai sandal setinggi 3 cm (haha, ini mah siapa aja bisa makenya).
coba tebak, mana kaki saya? |
Saya ingin sedikit bercerita tentang sandal. Pada ceremonial
itu, kami berdelapan memakai seragam, it’s mean ga beda. Namun, untuk
sandal kita sepakat untuk tak sama. Akhirnya, beda-beda juga deh sandal
yang kita pakai hari itu. Ada beberapa temanku yang sengaja memakai wedges
heels setinggi 7 cm. Wow, bagi saya itu adalah angka yang tinggi untuk
ukuran sandal tinggi alias ga trepes. Mungkin mereka nyaman dan bisa
serta biasa memakai sandal seperti itu, tapi bagi saya itu adalah sebuah beban.
Ada juga teman saya yang memakai stileto setinggi 5 cm, tidak lebih tinggi dari
teman-temanku yang memakai wedges heels 7 cm memang, tapi lagi-lagi bagi
saya itu bukanlah sebuah kenyamanan. Saya ga bisa membayangkan bagaimana rasa
capek bin pegel memakai stileto begitu. Ini karena memang saya
tak terbiasa :D Intinya, yang penting itu nyaman, kenyamanan dalam berpenampilan akan memancarkan kecantikan dengan sendirinya.
Toh, hari itu penampilan saya yang paling biasa dari yang
lainnya mendapat piagam penghargaan kecantikan pujian dari teman-teman
saya, “Cantik deh”, “Aku pangling, kamu cantik banget”, “Ini pertama kali dan once
in a life kamu cuantiiik sebelum nikah ya?!” (di paragraf ini saya boleh
seneng dan narsis dikit donk :D).
Mom n Me |
Last, bagi saya tak perlu sakit-sakitan untuk sekedar
terlihat cantik. Karena kecantikan yang tampak mudah saja pudarnya.
nih, kita cantik tanpa syarat :D |
Eits, Apa saya harus merasa sakit dengan gaun pernikahan
saya kelak ya?! :D
hayaaaah,, jebul wingi komenku ga isoooo....
ReplyDeleteSepokaaaaat,,, kau cantik,,, dan ga perlu rekasaaa :)) :))